Siapa
bilang ular Cobra paling berbahaya? Kini cobra memiliki saingan baru. Peneliti
dari Badan Suaka Alam Dunia (WWF), yang pernah melakukan penelitian di kawasan
hutan belantara Papua, menemukan tiga jenis ular yang lebih berbahaya dari ular
cobra. Tiga jenis ular yang sikapnya
agresif menyerang dengan gigitan yang mematikan itu adalah Papuan Snake, Papuan
Black Snake, dan Papuan Whip Snake. Menurut laporan peneliti itu, Papuan Taipan
Snake kepalanya panjang dua hingga tiga meter, perutnya berwarna kuning cream
dengan noda-noda jingga.
Pada
bagian punggungnya bergaris jingga bila ular ini dalam keadaan marah dan kalau
hendak menyerang mangsanya, pupil mata semakin bulat. Habitat hidup ular tersebut
adalah padang
rumput dan di kawasan hutan yang berbatu. Ular jenis ini jika mendengar bunyi
telapak kaki orang atau binatang yang lewat di dekatnya langsung menyerang dan
menggigitnya.
Ular
jenis Papuan Taipan Snake sangat aktif di siang hari, terutama pada musim
hujan. Sedang ular jenis Papuan Black Snake aktif dalam segala cuaca dan
gigitannya beracun dan setelah menggigit sulit di lepas kalau tidak ditarik.
Jenis ular ini panjangnya sekitar dua meter, berwarna hitam kecoklatan dan
perutnya berwarna biru laut. Ular ini hidup bebas di pepohonan, rerumputan atau
semak.
Sementara
ular jenis Papuan Whip Snake, habitatnya di tempat kering. ular yang satu ini
banyak dijumpai di wilayah Pantai Selatan Papua dan aktif pada musim kemarau.
Ular tersebut panjangnya mencapai 1,5 meter, warna kepalanya coklat tua, dagu
dan bibir bagian bawah berwarna putih dan cream di sekitar mata. Ular ini
badannya kurus berwarna kuning berbintik hitam kemerahan, ekornya berwarna
coklat tua, mata besar, gerakannya sangat gesit jika memagut lawan. Tiga jenis ular Papua itu harus diwaspadai
karena gigitannya beracun dan mematikan. Masyarakat selama ini mengira tidak
ada ular lain di dunia yang berbahaya seperti kobra. Menurut data WWF, kematian terbanyak penduduk
di pedalaman Papua diduga akibat gigitan tiga jenis ular tersebut.
Ular
Sanca Bulan (Morelia Boelini) adalah
jenis ular yang hanya terdapat di Papua, tidak ditemukan di daerah atau negara
lain. "Ular semacam ini hanya tinggal di
Papua daerah yang lembab dan menyukai lembah biasanya orang luar yang paling
senang untuk mendapatkannya. Ular
tersebut terdapat di Wamena, dijual dengan harga sampai Rp 5 juta per ekor.
Sanca Bulan diminati para penari ular dan pecinta keindahan.
Menurut
Sutedja, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam ( BBKSDA) Papua, mengatakan,
ular Sanca Bulan merupakan ular satu-satunya di dunia yang di miliki masyarakat
Papua, khususnya di Wamena. Namun, jenis ular ini belum banyak dikenal atau
dipromosikan di dunia internasional.” Dari segi pariwisata, dan perekonomian,
ular itu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Papua, khususnya masyarakat
Wamena. Harga Sanca Bulan sampai Rp. 5 juta per ekor. Ular ini sangat mahal
dibanding jenis ular lain, karena tidak berbisa dan warna kulit sangat berbeda
dengan jenis ular lain di dunia,” kata Sutedja. Sanca Bulan atau Morelia
Boelini terdapat di lima
kecamatan di Jayawijaya. Belum ditemukan di kabupaten lain di Papua.
Cara
berkembang biak dengan bertelur. Panjang Sanca Bulan sampai tiga meter berwarna
hitam, kuning dan coklat. Wisatawan asing sering mencari ular tersebut ketika
tiba di Wamena, ibukota Jayawijaya. Jenis ular ini dicari para penggemar ular
untuk penghias, menarik perhatian orang, menari, menghibur dan kulitnya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan barang – barang industri. Ular ini seharusnya dapat ditangkar dan
dikembangbiakkan untuk mendatangkan pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat
setempat. Akan tetapi, penangkaran baru saja di Jakarta , sedangkan di Papua belum ada. Ada tiga jenis warna yang
dimiliki Sanca Bulan. Ketika masih berusia 1 – 10 bulan berwarna hijau, masuk
usia lebih dari 10 bulan perlahan-lahan berubah warna kulit menjadi coklat
keabu-abuan, kuning dan hitam
Ular ini ada banyak di daerah saya maka kalo ada yang mau beli bisa hubungi saya ke nomor HP/WA saya 082397611386
BalasHapus