Selama semalam kita berada diatas pesawat menuju
Jayapura dan ketika pesawat akan mendarat di Bandara Sentani, pemandangan
sangat indah dan menakjubkan akan kita lihat disepanjang perjalanan menyusuri
danau Sentani yang dikelilingi puncak pegunungan. Cagar Alam Cycloop namanya. Gugusan pegunungan ini membujur dari Sentani
tempat pesawat menurunkan penumpangnya hingga sepanjang perjalanan menunju
Angkasapura tempat peristirahatan dan perumahan masyarakat Kota Jayapura.
Karena kawasan Pegunungan Cycloop mempunyai kekhasan
tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang dilindungi dan
perkembangannya secara alami serta fungsinya menjaga keseimbangan ekosistem di
Kota Jayapura dan sekitarnya. Kawasan Pegunungan Cycloop ditetapkan menjadi
Cagar Alam Cycloop seluas 22.500 hektar. Suatu kawasan yang cukup luas sebagai
benteng keseimbangan ekosistem di Kabupaten dan Kota Jayapura serta wilayah sekitarnya.
Kawasan Pegunungan Cycloop ditetapkan oleh Menteri
Kehutanan sebagai Cagar Alam bukan tanpa alasan. Di wilayah Pegunungan Cycloop menurut
berbagai sumber penelitian dan pengamatan secara kasat mata terdapat berbagai
potensi, baik potensi flora fauna, hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu dan
jasa lingkungan seperti keindahan alam, air dan berbagai keunikan lainnya. Dikawasan ini kita dapat menjumpai berbagai
flora khas Papua seperti Pometia piƱata,
Instia bijuga, Anisoptera, Dilena, Dracontomelon, Firminia, Maplolobus, Myristia, Callophillum dan Pleiogyum
spp serta berbagai jenis flora lainnya yang belum dillakukan penelitian lebih
dalam. Disamping flora kita juga bisa
menemukan berbagai macam fauna yang sangat cantik dan menakjubkan seperti
berbagai jenis burung, mamalia, reptile, katak, kupu-kupu, ikan air tawar dan
ikan air laut. Secara detail hasil
penelitian menunjukan data potensi fauna sebagai berikut : Burung 278 jenis (WWF, 1984), Mamalia 86 jenis (WWF, 1984), Reptil
103 Jenis (65 jenis, WWF, 1984 dan 38 jenis, CI, 1999-2000 termasuk 1 jenis baru), Katak 40 jenis (38 jenis, WWF, 1984 dan 2 jenis baru, CI, 1999-2000), Kupu-kupu
271 jenis (270 jenis, Bruder Henk dan 1 jenis baru, CI, 2000), Ikan
air tawar 33 jenis (CI, 2000, termasuk 1 jenis baru) dan Ikan
laut
195 jenis (CI, 2000).
Disamping potensi flora dan
fauna yang telah disebutkan tadi, di kawasan Pegunungan Cycloop juga menyimpan
berbagai potensi jasa lingkungan. Secara
kasat mata jasa lingkungan yang terdapat di kawasan ini seperti obyek daya tari
wisata air terjun pos tujuh dan berbagai sumber mata air sebanyak 30 titik
sumber air dan 13 titik diantaranya dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) untuk memenuhi air komersial di Kabupaten dan Kota Jayapura dengan
jumlah intake sebanyak 24 yang tersebar dari Anafre Jayapura sampai Pos Tujuh.
Dengan
perkembangan waktu seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, Cagar Alam
Cycloop mengalami tekanan yang sangat berarti dan sudah mengarah pada
menurunnya fungsi Cagar Alam Cycloop sebagai penyeimbang ekosistem. Indikasi menuruunya daya dukung lingkungan
tersebut dapat dicerminkan dengan adanya banjir ketika hujan, menurunnya debit
air, longsor dan yang lebih parah lagi yaitu hilangnya berbagai keanekaragaman
hayati yang dimiliki oleh Pegunungan Cagar Alam Cycloop. Berbagai gangguan yang muncul dipermukaan
hingga saat ini adalah perambahan kawasan dan pencurian berbagai hasil hutan
yang ada didalam dan sekitar Cagar Alam Cycloop. Modus perambahan kawasan yang dilakukan oleh
oknum yang tidak bertanggungjawab antara lain pemukiman tanpa ijin, penebangan
kayu swam untuk bahan bangunan dan pembuatan arang, perladangan berpindah,
perburuan satwa liar dan anggrek alam, penambangan pasir dan berbagai aktifitas
menyimpang lainnya.
Menurut Kepala Suku Angkasa Bion Tabuni, sebagian
besar masyarakat mengetahui bahwa lokasi yang selama ini dijadikan sebagai
daerah pemukiman dan berkebun merupakan kawasan Cagar Alam Cycloop. Lebih lanjut dikatakan bahwa hampir sekitar
150 KK tersebar di daerah Bhayangkara sampai Pasir Dua melakukan usaha
pembuatan arang bakar dari bahan baku sumber kayu swam. Kayu Arang Bakar yang banyak diminati oleh
pedagang ikan bakar disekitar Kota Jayapura yaitu jenis arang yang menggunakan
bahan bakar kayu swam. Inilah yang menjadi
daya tarik masyarakat mengelola bahan bakar kayu arang dan menurut Bion Tabuni
harganya juga cukup baik dan pengerjaannya tidak sulit. Alat-alat yang digunakan untuk melakukan
ekploitasi dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana berupa parang dan
kapak serta ada juga yang melakukan dengan cara dibakar. Masyarakat Adat di Angkasa, melalui Kepala
Suku Bion Tabuni, menyadari bahwa apa yang dilakukan sudah melanggar
hukum. Aktifitas penebangan liar ini
dapat dihentikan, menurut Kepala Suku Angkasa, perlu ada insentif ekonomi untuk
masyarakat dan masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam menjaga
kelestarian hutan, dan keinginan lebih lanjut masyarakat menginginkan agar
mereka dipekerjakan dalam bidang pemerintahan.
Disamping itu juga masyarakat menginginkan agar usaha-usaha berkebun
yang dilakukan oleh masyarakat mendapat perhatian dari pemerintah.
Menjaga kelestarian dan mengembalikan fungsi fungsi
Cagar Alam Cycloop dalam menjaga keseimbangan ekosistem merupakan upaya mutlak
dan tidak bisa ditunda lagi. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan baik secara
individu dan kolektif adalah melakukan pengelolaan Cagar Alam Cycloop. Bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan
meliputi inventarisasi potensi dan penyusunan rencana pengelolaan, pemanfaatan
secara lestari, rehabilitasi dan reklamasi serta perlindungan dan
konservasi.
Berbagai aktifitas konkrit yang telah dilakukan oleh
jajaran kehutanan di wilayah ini secara garis besar terdapat 3 (tiga) aktifitas
besar meliputi pemantapan kawasan, perlindungan dan rehabilitasi. Upaya pemantapan kawasan yang dilaksanakan
adalah rekonstruksi batas dan penanaman pohon batas. Aktifitas perlindungan yang dilakukan
meliputi penyusunan regulasi, penyuluhan dan sosialisasi, upaya represif
pengamanan hutan serta pemberdayaan masyarakat dengan aktifitas pengembangan
ekonomi produktif bagi masyarakat. Upaya
lain yang dilakukan untuk pemulihan adalah rehabilitasi dalam bentuk penanaman
pada daerah yang telah mengalami lahan kritis dan pengembalian ekosistem dengan
program restorasi ekosistem serta adopsi pohon.
Untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan kawasan
Pegunungan Cagar Alam Cycloop, menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi
Provinsi Papua, bapak Marthen Kayoi menyampaikan upaya-upaya sebagai berikut :
pertama dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dibentuk forum koordinasi
penyelamatan CA Cycloop sebagai wadah koordinasi dan sinkronisasi program. Selanjutnya mengembangkan program-program
penyelamatan CA Pegunungan Cycloop, dengan upaya konkrit yang dilakukan yaitu
mengurangi laju pertumbuhan masuknya penduduk pendatang di sekitar kawasan CA
Cycloop, rekrutmen
dan pemberian insentif bagi masyarakat asli
setempat untuk menjaga keamanan Kawasan CA. Peg. Cycloop, sosialisasi dan
penyuluhan kepada masyarakat luas agar tidak menggunakan bahan bakar arang yang
berasal dari Kawasan CA. Peg. Cycloop, menggantikannya dengan alternatif bahan bakar
lain, misalnya arang tempurung kelapa, atau arang briket yang berasal dari
limbah industri perkayuan.
Berbagai program yang telah dirancang dan yang telah
dilaksanakan akan berhasil dalam pelaksanaannya sangat ditentukan oleh
sinergitas antar berbagai pihak dengan tugas dan tanggung jawab dan tanggung
gugat yang jelas. Sehingga pekerjaan
yang sangat mulia ini dapat dikerjakan bersama untuk memulihkan dan
mengembalikan fungsi cagar alam cycloop sebagai penyeimbang ekosistem. Jangan tunda, karena penundaan yang kita
lakukan maka bencana akan datang menghampiri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar