Kampung Pagay,
Distrik Airu merupakan salah satu kampung yang terletak di Wilayah Pembangunan
IV pada wilayah administrasi kabupaten Jayapura Provinsi Papua.
Airu, dikenal
masyarakat Jayapura sebagai distrik terjauh, karena dari segi aksesibilitas
atau jangkauan transportasi untuk mencapai daerah ini, hanya dapat dijangkau
dengan transportasi udara (pesawat kecil berkapasitas max 9 penumpang) dengan
waktu tempuh ± 45 menit dari Bandara Sentani dengan tarif penerbangan reguler
sekitar Rp. 650.000 – Rp. 800.000,- / penumpang. Hal ini tentunya membuat
informasi tentang distrik Airu belum banyak diketahui masyarakat umum di
kabupaten Jayapura, bahkan ironisnya tidak banyak pegawai pemerintah di
kabupaten Jayapura yang sering berkunjung ke kampung-kampung yang terletak di
wilayah distrik Airu, termasuk salah satunya kampung Pagay.
Kampung Pagay
terletak di tepih sungai Mamberamo bagian Hulu dan berbatasan dengan distrik
Benawa, kabupaten Yalhimo di bagian Utara, kabupaten Keerom di bagian Timur,
kabupaten Mamberamo Tengah dan Mamberamo Raya di bagian Barat.
Kampung Pagay,
distrik Airu termasuk wilayah yang ditetapkan pemerintah kabupaten Jayapura
sebagai wilayah dengan fungsi sebagai kawasan pengembangan perkebunan,
kehutanan, pertanian dan peternakan skala besar. Fungsi tersebut tentunya
didasari potensi wilayah tersebut yang menjanjikan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi kabupaten Jayapura dari beberapa sektor unggulan diatas.
Pengembangan sektor
kehutanan di wilayah ini sangat menarik untuk cermati, khususnya melihat
potensi hutannya. Eksploitasi sumberdaya alam hutan memang merupakan cara mudah
untuk mendapatkan uang. Akibatnya, dalam waktu cukup lama, hutan, terutama kayu
dari hutan alam menjadi unggulan pendapatan daerah dan sumber penghidupan
masyarakat. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui potensi sumberdaya
alam hutan yang kita miliki, sehingga dengan potensi tersebut dapat dipakai
dalam pemanfaatan pengelolaan potensi hutan untuk kesejahteraan masyarakat dan tentunya
harus dilakukan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dengan tetap menjaga
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Potensi Carbon Hutan
Hutan Papua sebagai
aset jangka panjang, baik nasional maupun internasional. Papua dengan luas
hutan 32 juta ha, dimana 85 persen merupakan hutan primer (primary forest). Luasan hutan tersebut, juga termasuk kawasan hutan
di sepanjang DAS Mamberamo, salah satunya
yang tersebar pada wilayah kabupaten Jayapura.
Berbagai manfaat yang
disediakan oleh hutan jauh melebihi nilai yang didapatkan dari hasil-hasil
hutan. Hutan yang tersebar di wilayah DAS Mamberamo juga berperan melindungi
pasokan air dengan menstabilkan tanah di lereng-lereng bukit dan mengatur laju
kecepatan aliran sungai. Selain itu juga, hutan menyimpan jumlah karbon yang
sangat besar. Seperti yang dilaporkan
FAO, jumlah total vegetasi hutan Indonesia menghasilkan lebih dari 14
miliar ton biomassa, jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia, dan
setara dengan sekitar 20 persen biomassa di seluruh hutan tropis di Afrika.
Keanekaragan hayati dan Jasa
Lingkungan
Hutan Mamberamo di wilayah kampung Pagay yang hijau
oleh kerimbunan pohon juga menjadi “istana” bagi beragam fauna dan flora. Jika
menyimak sejenak hasil penelitian tim Conservation International Indonesia
(CII) di kawasan Foja Mamberamo tahun 2005, yang berhasil menemukan 40 spesies baru dan belum teridentifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar