Pages

Rabu, 28 Oktober 2015

TEKNOLOGI BUDIDAYA KULIT MASOHI

 Kawasan hutan di Papua menyimpan berbagai kekayaan alam yang sangat luar biasa baik kekayaan hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu maupun jasa lingkungan merupakan modal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat adat yang tinggal didalam dan sekitar kawasan hutan di Papua.   

Pengelolaan hasil hutan bukan kayu dengan sistem silvikultur sebagai tulang punggung pengelolaan yang diterapkan selama ini ternyata tidak mampu menjaga dan melestarikan tegakan tinggal menuju tingkat kelestarian.  Kondisi belum optimalnya penerapan sistem silvikultur tersebut membawa dampak pada penurunan kondisi hutan di Papua yang selama ini merupakan tempat sumber penghidupan masyarakat.

Hasil penelitian Darusman 2008), hutan memberi manfaat secara langsung dan tidak langsung untuk kehidupan manusia.  Manfaat langsung hutan yaitu sebagai penghasil kayu dan sumber energi dan penghasil hasil hutan bukan kayu.  Sedangkan manfaat tidak langsung yaitu hutan berperan dalam mencegah banjir, berfungsi dalam penyerapan CO2, berfungsi dalam pengendalian banjir serta berfungsi dalam transportasi air.

Di Papua komoditi HHBK memiliki potensi yang sangat tinggi, namun  pengelolaannya belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Sementara itu, pemanfaatan HHBK di Papua masih mengandalkan bahan alami seperti masohi, gambir, kulilawang, gaharu, dammar, sagu, nipah dan lain-lain.  Faktor lain adalah penggunaan teknologi masih sangat terbatas. Akiabatnya baik kualitas maupun kuantitas produksi sangat rendah.  Untuk itu perlu dilakukan pengembangan teknologi budidaya hasil hutan bukan kayu.

Berikut presentas DR. TATI ROSTIWATI, M.SI (KOORDINATOR PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN HHBK Food, Energy, Medicine and Others) :

Hasil monitoring sentra-sentra produksi kulit masohi telah dapat diindentifikasi bahwa potensi kayu masohi cukup menjanjikan dan dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman masyarakat setempat.   Di wilayah Provinsi Papua, sentra-sentra produksi dan penyebaran kayu masohi terdapat di wilayah Jayapura dan Nabire.  Kondisi saat ini potensi kayu masohi belum dimanfaatkan secara optimal sehingga masih terbuka investasi untuk pemanfaatan kayu masohi untuk skala industri.   Produksi kulit kayu masohi per kali panen: diameter  batang     < 20cm: 14,5 kg; 20-30cm: 17,5 kg dan >30 cm: 23,3 kg.

Karakteristik tempat tumbuh tanaman masohi sangat cocok dengan kondisi klimatis di Papua.  Tanaman ini rata-rata dapat tumbuh pada curah hujan tahunan sekitar 2000-4000 mm dan tumbuh pada dataran rendah dengan ketinggian 10 – 300 mdpl.  Tanaman masohi juga dapat tumbuh pada tanah-tanah lempung berpasir tanpa genangan air. 


Karakteristik tumbuhan masohi yaitu : (1) berupa pohon besar tinggi 30 m dan diameter batang mencapai 65 cm, (2) batangnya tegak tidak berlekuk, tidak terpilin, tidak bermata kayu, berakar papan mencapai tinggi 1-15 m, lebar 1-3 m dan tebal 5-15 cm, (3) kulit bagian batang yang hidup  (yang dimanfaatkan) tebal 5-15 mm warnanya kuning, kecoklatan, merah kecoklatan dan coklat muda dan bila dilihat dari dalam warnanya putih, (4) pola pertumbuhan berkelompok dan menyebar secara sporadis di hutan belukar.
Karakteristik buah dan biji masohi, tanaman masohi dapat tumbuh pada musim berbuah pada bulan Agustus dan Desember.  Pohon inang tanaman masohi tumbuh di sekitar  kampung Ambaidiru Kabupaten Kepulauan Yapen, pada umumnya tanaman masohi mempunyai produksi buah cukup tinggi.   Waktu muda, buah berwarna hijau dan pada waktu masak  berwarna coklat.  Terkait dengan hama penyakit, buah masohi termasuk buah yang rentan terhadap serangan hama, karena kandungan minyak yang terdapat pada buah masohi yang beraroma ”enak dan menimbulkan rasa lapar”.

Perbanyakan tanaman dapat melalui cara generative dengan biji dan anakan alam.  Melalui generative dengan biji,  masohi yang telah diseleksi direndam air selama 24 jam; biji dikecambahkan dengan media tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1.  Selanjutnya persen kecambah sebesar 82,67 % diperoleh sampai hari ke 30 yang ditandai oleh munculnya radikel atau calon akar kemudian diikuti dengan keluarnya plumula.
Perbanyakan melalui  cara generatif (anakan alam), dimana bibit yang dicabut diusahakan seragam tingginya 10 cm-15 cm, jumlah daun 6-8 helai dan akarnya terbawa.  Bibit yang diperoleh diangkut kemudian  dijaga kelembabannya dengan cara dibungkus dengan pelepah pisangPosisi bibit masohi adalah diletakan melintang / tidur  dimana bagian akarnya tetap terbalut dengan pelepah pisang/pinang dan diberi lumut.  Setelah semua bibit di masukan, kardus yang telah dilubangi di tutup rapat.  Bibit yang telah diaklimatisasi di bedeng semai selama 2 – 3 bulan, dipindahkan ke dalam polybag dengan media campuran tanah top soil (diayak ) dan pupuk Bokasi  dengan perbandingan 2 :1.
Penanaman masohi pada plot uji coba di Wanariset BPK Manokwari.   pembersihan gulma pada setiap petak, penyiraman dan penyulaman serta pemberian pupuk kandang 1,5 – 2kg per lubang.

Bahan aktif utama dan manfaatnya masohi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, minyak kulit masohi dihasilkan dari proses penyulingan uap kulit kayu masohi. Ditinjau dari komponen kimia penyusunnya, minyak kulit masohi berbeda dengan minyak kulit lawang.  Minyak kulit masohi tidak mangandung eugenol, sedangkan minyak kulit lawang mengandung sejumlah kecil eugenol. Komponen utama dalam minyak kulit masohi adalah persenyawaan masiolaktone (C10H16O2).  Kulit kayu masohi diperdagangkan dalam bentuk bundelan dengan berat tipe bundle sekitar 10 kg dan ukuran panjang kulit sekitar 100 cm dan lebar 5 cm. Manfaat kulit masohi diambil minyaknya dan digunakan sebagai bahan jamu, obat cacing dan kejang perut, bahan kosmetika/parfum.
Teknologi budidaya jenis spesifik Papua pada umumnya telah dilakukan penelitiannya.  Pengembangannya melalui  KPH Model dapat dilaksanakan berdasarkan persyaratan tempat tumbuh jenis.  Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan usaha budidaya jenis spesifik lokasi  sangat relevan selain untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar KPH Model.

2 komentar:

  1. saya tertarik untuk menanam tanaman masoyi. dimanakah saya bisa mendapatkan bibitnya?


    rgrds
    Ziere
    087804001185

    BalasHapus
  2. Saya mencari pembeli kulit kayu masohi

    BalasHapus